cheese
3 min readDec 9, 2023

Saat memasuki hall, Aubrey merasakan kesan dingin yang menyeruak. Hall dipenuhi oleh muda-mudi penggemar band asal Los Angeles ini, dan Aubrey menemukan tempat duduknya di cat 3A row 2. Di sebelahnya, terdapat pasangan yang tampak mesra, menambahkan nuansa hangat di ruangan yang dingin ini.

Sesekali Ia mencuri-curi pandang pada pria tampan disampingnya ini. Aroma aquatic yang membuat pria ini seratus juta kali lipat menawannya. Ia tak tahu, sepertinya Ia telah tersihir oleh pesona nya. Pria ini tidak banyak berbicara, namun perilakunya cukup membuat Aubrey terkesima dengan pesona nya. Ia tahu bahwa pria tersebut, yang disebut Khael, sudah memiliki pacar, Aubrey tidak peduli. Baginya, jika bukan dari orang tersebut langsung, maka ia tak percaya.

Aubrey wanita yang mudah jatuh cinta, mulai terpikat oleh keharuman pria itu, mengingat bahwa dirinya pernah menyukai dosen sendiri karena aroma khasnya.

“Lo udah suka sama LANY dari kapan zid?” tanya nya pada Zidane yang sedang memperhatikan sekeliling nya.

“Hah?” ucapnya cukup keras, maklum kondisi mereka saat itu sangat ramai. Aubrey menanggap hal itu menggemaskan, entah setan apa yang sedang merasukinya saat ini.

“Udah suka sama LANY dari kapan?” berusaha mengeraskan suaranya agar Zidane dapat mendengarkan suaranya yang tertutup oleh ramainya hall itu.

“Dari gue masih kelas 1 SMA” ucap Zidane sambil membuka ponselnya.

“Suka karena lagu apaa?” Aubrey berusaha membuka percakapan agar Ia semakin akrab dengan Zidane.

“Thick And Thin, gue suka banget lagu itu!” seru Zidane sambil menatap Aubrey. Aubrey tersenyum kembali menatap Zidane sambil menganggukkan kepalanya.

“Berarti lo sekarang kuliah dong?” tanya Aubrey basa-basi, Ia tidak ingin Zidane tau bahwa sebenarnya Aubrey telah mengenal nya terlebih dahulu.

“Iya, gue di FISIP UI” Aubrey membalas dengan keterkejutan—yang pura-pura.

“Loh? sama dong. Gue di FH UI” Zidane tampak lebih kaget dari pada Aubrey. Ia tak menyangka, ternyata Ia satu kampus dengan stranger yang baru ditemuinya.

“Kok gue ga pernah liat lo sih Bey? padahal gue sering kesana buat ketemu temen gue” tanya Zidane mengerutkan dahinya.

“Hehee iya gue jarang nongkrong di fakultas, btw, lo angkatan 21 juga kan?” Jawab Aubrey sambil merapihkan pakaiannya.

“Iyaa, gue semi gap year. Dulu gue ga keterima di UI, berakhir ngikutin kemauan orang tua gue, di BINUS. Cuma karena gue pengennya di UI jadinya gue coba lagi tahun depannya.” Selama Zidane menjelaskan, Aubrey berdecak kagum karena kegigihan yang dicapai oleh Zidane.

"Wow, lo keren banget Zid” Ucap Aubrey dengan tepuk tangan kecil-kecilan.

Tak terasa, konser yang telah dinantikan Aubrey sejak SMA segera dimulai. Saat lampu panggung meredup dan sorotan fokus, energi konser memenuhi ruangan. LANY muncul di atas panggung, dan Aubrey merasakan detak musik yang mengalun, menyatu dengan kerumunan meriah di sekitarnya.

Zidane tersenyum pada Aubrey, seolah mengerti betapa mereka berdua bersama-sama menanti momen ini. Mereka terhanyut dalam alunan musik yang memenuhi hall, melupakan segala kecemasan di dunia luar. Aubrey, dengan hati yang berdebar, menikmati konser ini sambil sesekali merasa pandangan Zidane yang hangat menghiasi malam yang begitu indah.

LANY memeriahkan panggung dengan lagu-lagu hits mereka, menciptakan atmosfer yang sulit untuk dilupakan. Aubrey dan Zidane terbuai dalam melodi, bersama-sama meresapi setiap nada yang dipancarkan oleh band favorit mereka.

Dipertengahan konser saat lagu Thru These Tears dinyanyikan, Zidane berbicara pada Aubrey, “Bey, lagu ini yang nemenin gue pas lagi gila-gilanya menghadapi UTBK. Rasanya nano nano banget sumpah”

Aubrey tersenyum, tanpa menatap yang berbicara ia berkata “Lagu ini emang pas banget sih, dan liriknya juga keren banget, tapi lebih keren lo sih Zid” merasa dirinya terkacangi, Aubrey menatap Zidane, ternyata sosok disebelahnya sedang salah tingkah karena perkataan Aubrey tadi.

Saat lagu "ILYSB" memenuhi ruangan, suasana konser menjadi lebih emosional. Aubrey merasa kehangatan tangan Zidane yang tanpa sadar meraih tangannya. Mereka saling bertatapan, merasakan kebahagiaan di antara gemuruh penonton yang antusias.

Beberapa lagu selesai LANY nyanyikan, mereka memberikan encore yang membuat seluruh hall bergemuruh. Aubrey dan Zidane tak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka, tersenyum bahagia sambil bersorak bersama ribuan penggemar yang hadir.

Setelah konser selesai, mereka keluar dari hall dengan senyum yang sulit mereka sembunyikan. Udara dingin malam kota Tanggerang menyapa mereka, namun kehangatan di antara Aubrey dan Zidane tetap terasa.

“Seru banget, ya.” ujar Zidane, mencoba menahan kegirangan di matanya.

Aubrey setuju sambil mengangguk, “Iya, banget!”

Mereka berjalan keluar dari venue, merencanakan untuk melanjutkan kebersamaan mereka setelah malam yang penuh dengan musik, tawa, dan momen berharga bersama LANY. Mungkin keliling kota atau makan bersama, saling berbagi lagu juga ide bagus bukan?